penulis Al-Ustadz Ahmad Hamdani Ibnu Muslim
new Maktabah 14 - Agustus - 2003 06:20:57
Sesungguh memahami Kalamullah adl cita-cita yg paling mulia dan taqarrub yg paling agung. Amalan ini telah dilakukan shahabat tabi’in dan murid-murid mereka yg menerima dan mendengar langsung dari guru-guru mereka. Kemudian dilanjutkan oleh generasi berikut yg mengikuti jejak mereka hingga hari kiamat.
Tidak diragukan orang pertama yg menerangkan mengajarkan dan menafsirkan Al Qur’an adl Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Para shahabat telah menerima Al Qur’an dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam secara bacaan dan pemahaman. Mereka mengetahui makna-makna maksud-maksud dan rahasia-rahasia krn kedekatan mereka dgn Rasulullah khusus Al-Khulafa’ Ar-Rasyidin Abdullah bin Mas’ud Ibnu Abbas Ubai bin Ka’ab Zaid bin Tsabit Abu Musa Al-Asy’ari dan Abdullah bin Az-Zubair radhiallahu ‘anhum.
Mereka adl para shahabat yg terkenal alim di antara shahabat lainnya. Para shababat adl guru-guru bagi tabi’in yg di kemudian hari melahirkan ahli tafsir dari generasi ini di Makkah Madinah dan Irak. Dari shahabat dan tabi’in dilahirkan ahli tafsir yg mengetahui sejarah tafsir -di madrasah tafsir dgn atsar Nabi dan Shahabat- yaitu imam besar dlm ushul tafsir: Muhammad bin Jarir Ath-Thabari .
Ciri khas dari madrasah tafsir dgn atsar adl menafsirkan ayat Al Qur’an dgn satu atau lbh ayat Al Qur’an lainnya. Bila tdk memungkinkan mk ditafsirkan dgn hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yg shahih. Jika tdk ditemukan hadits yg menjelaskan mk ditafsirkan dgn ucapan shahabat terutama shahabat yg telah disebutkan di atas. Jika ucapan shahabat tdk ditemukan mk dgn ucapan tabi’in seperti Mujahid Ikrimah Sa’id bin Al-Musayyib Sa’id bin Jubair ‘Atha bin Abi Rabbah dan Al-Hasan Al-Basri. Namun jika semua ada mk biasa disebut semua.
Adapun menafsirkan Al Qur’an dgn akal semata haram menurut kesepakatan ulama Ahlus Sunnah apalagi tafsir yg dilandasi ilmu filsafat -walaupun terkadang benar- termasuk dlm sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Barangsiapa berkata tentang Al Qur’an dgn akal atau tanpa ilmu mk siapkanlah tempat duduk dgn api neraka.”
Di abad ke-8 Hijriyah lahir seorang ulama ahli tafsir yg merupakan alumnus akhir madrasah tafsir dgn atsar. Dialah Isma’il bin ‘Umar bin Katsir rahimahullah salah seorang murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah . Tafsir dijadikan rujukan oleh para ulama dan penuntut ilmu semenjak jaman beliau hingga sekarang.
Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah -beliau juga menulis tafsir- mengatakan bahwa Tafsir Ibnu Katsir adl salah satu kitab tafsir terbaik jika tdk bisa dikatakan sebagai tafsir terbaik dari kitab-kitab tafsir yg ada. Al-Imam As-Suyuthi rahimahullah menilai tafsir menakjubkan belum ada ulama yg menandinginya. Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah dlm buku Al-‘Ilmu menganjurkan penuntut ilmu membaca Tafsir Al Qur’anil ‘Azhim atau yg lbh dikenal dgn Tafsir Ibnu Katsir.
Wallahu a’lam.
Sumber: www.asysyariah.com