INILAH.COM, Jakarta - Gusti Kanjeng Ratu Hemas telah bertemu dengan Ponimin Solihan di rumah dr Ana Ratih Wardani, Kaliadem, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, kemarin. Ia menunjuk Ponimin sebagai calon pengganti Mbah Maridjan sebagai juru kunci Gunung Merapi.
Kala itu, Ponimin tidak mengiyakan. Pasalnya, ada beberapa hal yang belum diselesaikan. Apa saja?
Saat diwawancara Metrotv, Jumat (29/10/2010), Ponimin menyatakan ia sudah dihubungi Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Namun, ia belum memberikan jawaban karena masih berkonsentrasi pada keluarganya dan rumahnya di Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, masih rusak akibat terjangan awan panas pada Selasa (26/10/2010).
Selain itu, Ponimin belum mempunyai gubuk atau rumah sendiri untuk wirid dan mengaji istrinya, Yati, setiap malam.
"Istikari (salat minta petunjuk) dulu. Istri saya mengizini atau tidak, disini ada Yati disitu Ponimin," imbuhnya saat diwawancara.
Sebagaimana diberitakan, Ponimin lolos dari maut. Ia menceritakan, kala awan panas menyelimuti rumahnya, Ponimin sekeluarga berlindung di bawah mukena yang dipakai istri Ponimin, Yati, yang baru selesai menunaikan salat magrib.
Untuk menuju pos pengungsian, Ponimin sekeluarga menggunakan bantal dan sajadah sebagai alas secara bergantian. Rumah Ponimin hanya berjarak 200 meter dari rumah Mbah Maridjan.
Menurut Ponimin, ia dan keluarganya selamat karena pertolongan sosok gaib yang datang kepadanya. Sosok gaib itu berwujud kakek mengenakan baju putih dengan api di bagian belakangnya.
Ia datang dua hari sebelum letusan dan memberitahukan bahwa Merapi akan meletus. Ia diperintahkan tetap di rumah dan akan selamat jika ia dan keluarganya memakan jenang merah-putih dan minum air tujuh sumur yang telah diberi doa. Jenang itu harus dimakan habis oleh keluarganya.
Sosok itu mengatakan jika ia mengungsi, awan panas akan dilemparkan ke rumah arah Selatan atau ke rumah Ponimin. Namun, jika tetap di rumah, awan panas itu akan dibuang ke barat sampai ke halaman rumah Mbah Maridjan.
Sehari sebelum letusan, sosok itu datang lagi dan menyuruh membuat kupat luar janur kuning berisi rajah arab dan uang Rp100 rupiah gambar gunung. Kemudian digantung di depan rumah.
Sehari setelah itu, Merapi meletus. Ia dan keluarganya selamat. Ponimin hanya menderita luka bakar di bagian kakinya karena tidak tertutup mukena saat awan panas datang.
Selain itu, Ponimin bisa mengetahui apa yang terjadi ke depannya. Prediksinya, puncak Merapi akan terjadi 5-6 hari lagi.
Erupsi pada Selasa (26/10/2010) hanyalah permulaan. Bakalan ada letusan Merapi dahsyat, dan sebuah dusun akan hancur. "Tunggu sampai 5-6 hari ke depan," katanya.
Percaya atau tidak ramalan Ponimin, saat ini namanya disebut-sebut sebagai pengganti Mbah Maridjan, yang meninggal akibat awan panas. [bar
0 komentar:
Posting Komentar